Anak-anak
Jerman umumnya mulai sekolah pada usia enam tahun. Mereka pertama-tama harus
masuk sekolah dasar (Grundschule). Di akhir tahun keempat
sekolah dasar, murid-murid yang memiliki nilai memadai bisa masuk ke Gymnasium – setingkat sekolah lanjutan
di Indonesia. Dari sanalah, delapan atau sembilan tahun kemudian murid-murid
ini melakukan Abitur – Pelatihan
Kerja Lapangan (PKL). Lalu, atas kemauan sendiri, mereka bisa kuliah di
universitas setelah menyelesaikan PKL-nya.
Murid-murid yang nilainya tidak
memenuhi syarat masuk Gymnasium dapat
malanjutkan pendidikannya di Realschule – seperti sekolah kejujuran di
Indonesia – mulai kelas 5 sampai 10. Lalu, mengikuti ujian akhir sekolah (Mittlere Reife). Setelah menyelesaikan
masa belajar di Realschule, mereka
bisa bekerja sebagai tenaga kerja magang
(Lehre) atau melanjutkan pendidikan
di Fachoberschule – sekolah keahlian
yang setingkat sekolah tinggi/ akademi di Indonesia. Murid-murid yang tidak
ingin bersekolah di Gymnasium atau Realschule bisa melanjutkan masa
belajarnya di kelas 5 sampai 9 Hauptschule-
sekolah lanjutan. Di akhir masa sekolah di Hauptschule,
murid-murid ini juga bisa bekerja magang. Selama magang, mereka dapat
melanjutkan pendidikan di sekolah keahlian/ keterampilan (Berufschule).
Di Jerman, sistem pendidikan
menjadi tanggu jawab pemerintah negara bagian. Sangat memungkinkan bahwa setiap
negara bagian memiliki sistem pendidikan sendiri. Terutama dalam hal kebijakan
penentuan arah pendidikan murid sekolah dan standar nilai yang harus mereka
capai.
0 komentar:
Posting Komentar