Rabu, 09 Januari 2013

Bahasa luwu “Mapappe”


Tak banyak (atau mungkin tidak ada) yang tahu persis sejarah munculnya kata ini. Namun, saya yakin, seperti kata-kata ‘aneh’ lainnya di masyarakat Palopo (khususnya remaja), pasti kata ini dipopulerkan oleh seseorang dalam waktu tertentu dan diadopsi oleh kelompok atau pribadi-pribadi latah. Yang jelasnya, dalam lirik lagu “ABG Palopo” (yang saya anggap kritik sosial), kata ini muncul. Hal ini tentu menjadi justifikasi bahwa, kata ini secara umum telah diterima dan dipahami oleh masyarakat Palopo dan sekitarnya.
Mapappe’ sendiri, dalam pengucapannya, kadang ada yang menyebutkan dengan Mappappe’. Gak tahu yang mana yang benar, karena kata ini sendiri memang belum dikaji secara ilmiah. Begitu pula dengan bahasa-bahasa keseharian masyarakat Palopo, yang cenderung membentuk karakter tersendiri. Kalaupun ada yang meneliti, mungkin publikasinya yang kurang bergema. Karakter bahasa (atau apalah terminologinya dalam disiplin ilmu humaniora) keseharian masyarakat Palopo sendiri, cenderung mencombine antara Bahasa Indonesia, Bugis, Luwu dan pure Palopo language . Dan saya berasumsi bahwa, mapappe’ atau mappappe’ ini adalah terkategori pada pure Palopo language. Mapappe’ satu kelompok dengan kata seperti “bah” atau “bi”. Kata atau partikel “bah” sendiri konon tidak dimiliki oleh daerah lain di Sulawesi Selatan. Yang saya tahu, cuma orang Batak saja yang juga menggunakan kata Bah ini. Bah sendiri menurut saya mirip-mirip dengan kata atau partikel “lo” di Sinjai, “je’” di Sidrap, atau mungkin juga kata “kora” di Luwu bagian selatan. Bah sendiri tidak ditemukan di bahasa Bugis dan Luwu. Beda dengan kata atau partikel akhiran “e” atau kata “bammi” yang ditemukan di bahasa Bugis dan partikel “le’” yang ditemukan di bahasa Luwu. Le’ sendiri kini menjadi ciri khas orang Palopo (dan juga Luwu umumnya).
Kalau bah cenderung terkategori menjadi partikel bias makna, maka Mapappe’ tadi cenderung tergolong sebagai suatu kata yang bermakna. Mapappe’ atau mappappe’ dapat dimaknai sebagai bagus, cantik, gagah, indah atau sesuatu yang ideal. Di masyarakat Palopo (khususnya remaja), saya sering mendengar kalimat: “Mappappe’ mi kawan!”, yang berarti: “Sudah bagus, kawan!” dalam konteks situasi seseorang remaja yang mengakhiri kegiatan memperbaiki motor sahabatnya. Atau kalimat: “Bi…mapappe’nya!” (arti: Wow, cantiknya!) dalam konteks situasi seorang remaja pria yang mengagumi kecantikan (atau keseksian) seorang cewek.
Demikianlah, mappappe’ atau mapappe’ secara umum hanya digunakan di kalangan remaja. Saya berkesimpulan bahwa, kata mapappe’ atau mappappe’ ini adalah bahasa gaul remaja Palopo. Sehingga pula kata ini dipakai dalam lirik lagu kritik “ABG Palopo”, yang notabene target marketnya adalah remaja. Olehnya itu, jangan heran jika kelak 5 hingga 10 tahun mendatang, mappappe’ atau mapappe’ bakal ditinggalkan oleh remaja Palopo. Alasan sederhanya karena, mereka menganggap kata ini adalah ‘teori kebahasaan gaul’ lawas. Yang tumbuh dan berkembang di generasi sebelum mereka, generasi jadul!. Sehingga tidak cocok lagi digunakan di era mereka. Ya, kan? Kapeng…


0 komentar:

Posting Komentar