Jerman adalah suatu negara pujangga dan sangat
pemikir. Walau demikian tidak terlihat adanya kompetensi kultural pada
Jerman sebagai Negara berbudaya. Kebudayaan di Jerman adalah urusan
negara bagian, ini adalah keputusan dalam konstitusi Negara tersebut. Ada
alasan mengapa kebudayaan di Jerman adalah hal yang tidak dapat atau tidak
perlu ditangani oleh seluruh bangsa. Hal ini di karenakan sejak masa Kaisar
Wilhelm pada akhir abad ke-19, kebudayaan Jerman sebagai ungkapan nasional
Jerman sudah dicurigai sebagai keangkuhan. Musibah nasionalsosialisme kemudian
mencetuskan orientasi baru yang dilaksanakan secara konsekuen. Seusai Perang
Dunia II, orang menyadari bahwa Jerman hanya dapat kembali ke komunitas bangsa
sedunia apabila dihindarinya kesan adanya semangat budaya nasional yang
berlebihan. Dengan mempertimbangkan hal itu juga, pada saat pendirian Republik
Federal Jerman tahun 1949 orang mengingat tradisi federalistis dan menyerahkan
kewenangan budaya kepada negara bagian. Baru sejak tahun 1999 terdapat menteri
negara kebudayaan dan media pada Kekanseliran Federal. Sejak waktu itu ada satu
dan lain urusan budaya yang kembali dianggap sebagai hal yang menyangkut
seluruh bangsa.
Jerman mempunyai kebudayaan dari beberapa segi.
Seperti teater dan orkes professional, yang terdiri lebih dari 400 kelompok,
yang terbentuk dari Flensburg di utara dan Garmisch di selatan. Ada ratusan
museum seni rupa bertaraf internasional juga membentuk jaringan museum yang
unik. Seni lukis muda juga sangat hidup di Jerman dan telah di kenal di dunia
internasional. Jerman juga termasuk Negara perbukuan yang besar karena sekitar
95.000 baru diterbitkan atau di cetak ulang. Di dunia perfilman Jerman juga
memiliki kesuksesan di berbagai Negara di dunia.
Di mata dunia, teater Jerman sering dicap sebagai
ribut dilanda narsisme. Akan tetapi saat ini, terdapat sistem yang di kagumi di
seluruh dunia. Banyak kota yang tidak begitu besar pun memiliki gedung opera
dan ansambel balet . Apabila di amati secara keseluruhan terbentuk semacam
panorama teater, yaitu sebuah jaringan rapat yang terdiri dari teaer milik
Negara bagian dan kota, teater keliling dan swasta. Dengan bersumber pada
gerakan mahasiswa tahun 1968, telah berkembang paguyuban seni panggung yang
besar, yaitu apa yang disebut Kelompok-Kelompok Bebas. Eksistensi kelompok
tersebut membuktikan masih tetap adanya kecintaan akan teater yang yang ingin
mengungkapkan dirinya di panggung. Sumbangan masyarakat Jerman bagi teater
cukup besar bentuknya gagasan, perhatian dan dana. Banyak orang menganggap
panggung-panggung sebagai hal mewah, mengingat pendapatan teater dari karcis
masuk pada umumnya hanya mencapai sepuluh atau lima belas persen dari
pengeluarannya. Sistem subsidi berlaku juga untuk teater swasta – seperti
Schaubühne di Berlin, yang didirikan oleh sutradara Peter Stein. Akan tetapi
system itu telah mencapai titik kulminasi dalam perkembangan yang sedang berasa
dalam tahap yang sulit,karena seni suka di ukur dengan persyaratan materinya.
Selama periode yang panjang Peter Stein dianggap
sebagai tokoh unik dalam teater Jerman. Berbeda dengan sutradara lainnya ia
menciptakan karya yang dapat dikenali melalui kontinuitas pengulangan motif,
tema dan pengarang. Gaya penyutradaraannya mengutamakan teks. Antara angkatan
seniman yang berteater sekarang dan tokoh seperti Peter Stein, Peter Zadek atau
Claus Peymann, pemimpin Berliner Ensemble, terbentang jarak yang jauh. Mereka
yang tergolong pemberontak tahun 1968 itu memakai perbendaharaan kata yang
tidak cocok lagi untuk teater kontemporer. Pengertian seperti mencerahkan,
mengajari, atau menindak berkesan usang. Teater angkatan muda tidak lagi mau
menjadi avant-garde, melainkan mencari bentuk ekspresi tersendiri. Setelah era
naik daunnya seniman muda seperti Leander Haumann, Stefan Bachmann dan Thomas
Ostermeier pada tahun 1990-an, para sutradara itu kini sudah menjadi kepala
teater.
Frank Castorf yang namanya terkenal sebagai penghancur karya drama telah menjadi teladan bagi generasi seniman teater itu. Sutradara seperti Michael Thalheimer, Armin Petras, Martin Kusej, René Pollesch atau Christina Paulhofer telah menciptakan bentuk pementasan yang mengutamakan gaya daripada isi cerita. Cara bercerita tradisional dengan berpegang pada teks terasa agak asing bagi mereka. Ciri yang menandai teater Jerman selama kurang lebih 250 tahun, yaitu konfrontasi dengan masyarakat, telah memudar. Hal itu tampak juga dalam Pertemuan Teater Berlin setiap tahun. Yang ada sekarang keanekaragaman yang berwarna-warni. Namun tidak pernah ada teater yang berlangsung terlepas dari waktu pementasannya. Teater harus menciptakan gambaran mengenai kehidupan kita, sekaligus menghidupkan ingatan. Untuk itu teater disubsidi. Itulah fungsi kemasyarakatannya.
Frank Castorf yang namanya terkenal sebagai penghancur karya drama telah menjadi teladan bagi generasi seniman teater itu. Sutradara seperti Michael Thalheimer, Armin Petras, Martin Kusej, René Pollesch atau Christina Paulhofer telah menciptakan bentuk pementasan yang mengutamakan gaya daripada isi cerita. Cara bercerita tradisional dengan berpegang pada teks terasa agak asing bagi mereka. Ciri yang menandai teater Jerman selama kurang lebih 250 tahun, yaitu konfrontasi dengan masyarakat, telah memudar. Hal itu tampak juga dalam Pertemuan Teater Berlin setiap tahun. Yang ada sekarang keanekaragaman yang berwarna-warni. Namun tidak pernah ada teater yang berlangsung terlepas dari waktu pementasannya. Teater harus menciptakan gambaran mengenai kehidupan kita, sekaligus menghidupkan ingatan. Untuk itu teater disubsidi. Itulah fungsi kemasyarakatannya.
Negara Jerman sebenarnya adalah Negara
pujangga dan pemikir, walau begitu tidak tampak adanya kompetensi kultural
pada Jerman sebagai Negara berbudaya. Kebudayaan adalah urusan negara
bagian. Hal ini di karenakan kebudayaan Jerman sudah di ungkapkan sebagai
keangkuhan. Tetapi pada saat ini kebudayaan Jerman sudah di kenal diseluruh
dunia. Banyak sekali budaya-budaya yang ada di Jerman, seperti teater dan orkes
professional, museum seni rupa, seni musik, seni lukis dan termasuk Negara
pembukuan yang besar. Salah satu budaya yang ada di Jerman adalah budaya
teater. Banyak sekali bangunan-bangunan penunjang kegiatan teater dan
kegiatan-kegiatan lainnya. Dan kini kebudayaan-kebudayaan di Jerman sudah tidak
asing dan tidak di pandang sebelah mata lagi oleh masyarakat di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar